top of page

Sebuah kisah tentang kegagalan...

Saya awali kisah ini dengan statement "Menjadi seorang dokter spesialis kanker adalah mimpi yang tidak pernah saya mimpikan". Taktala sejak kecil saya selalu terobsesi bermain bola dan ingin menjadi pemain sepakbola.

 

Perjalanan hidup saya tak lepas dari papa. Ia adalah sosok yang menjadi panutan saya sejak kecil. Meski papa bukan orang yang berkelimpahan, namun ia adalah seorang pekerja keras yang punya mimpi besar bagi anak-anaknya. Suatu hari papa bilang ke saya "kalau kamu mau mencari nafkah sekaligus juga membantu orang lain, jadilah seorang dokter". Kata-kata ini seperti membekas di hati dan alam bawah sadar saya. Saya seperti menemukan sebuah bintang baru yang ingin saya gapai.

 

Namun demikian, perjuangan menjadi dokter ternyata tidak semudah itu buat saya, 10x gagal ujian tes dokter! saya sempat berpikir mungkin untuk mengubur mimpi menjadi dokter. Syukurkah Tuhan menguatkan hati saya, dan di ujian yang ke 11 saya lolos!​

​​​​

Pernah terbesit di kepala saya, kenapa saya harus gagal berkali-kali?! Namun kini saya sadar terkadang kegagalan itu adalah bagian dari rencana Tuhan. Gagal 10x membuat saya jadi tidak menyianyiakan sedetik pun waktu saya saat menempuh pendidikan kedokteran, siang malam saya belajar dan alhasil saya lulus cumlaude s1 kedokteran dan menjadi lulusan terbaik saat mengambil spesialis onkologi radiasi di Universitas Indonesia. 

 

Namun mimpi saya yang sebenarnya baru terwujud saat penempatan di RSUD Bali Mandara yang menerima BPJS. Disini, bersama para perawat, rekan dokter sejawat, radiografer, dan fisika medis, kami menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan ke seluruh pasien dari segala kalangan.

 

Pengobatan kanker sejatinya tidaklah murah! bahkan sebelum saya menjadi dokter, di otak saya, hanya orang kaya yang mampu berobat untuk penyakit kanker. Namun di sini saya menjadi saksi sistem pemerintahan negara ini yang mengijinkan pasien mengidap kanker untuk mendapatkan perawatan gratis menggunakan BPJS. Saya juga menyaksikan begitu banyak nyawa yang terselamatkan dengan program ini.

Kisah hidup saya mungkin diawali dari kegagalan, namun berakhir dalam kebahagiaan. Sebab setiap pagi saya bangun dengan semangat akan kehidupan yang dapat saya selamatkan dan dari pasien-pasien, saya belajar tentang makna kehidupan.

 

Namun tentunya mimpi saya belum berakhir sampai di sini, mimpi saya selanjutnya adalah dapat mengedukasi seluruh masyarakat bahwa kanker bukan sesuatu yang harus kita takuti, melainkan harus kita pahami dan obati. Saya juga ingin agar mitos tentang pengobatan kanker hanya untuk orang kaya itu segera dihapuskan, sehingga masyarakat tidak lagi ragu dan menunda nunda pengobatan medis. Sebab sejatinya, kanker itu bukan merupakan vonis mati, apabila ditangani dengan cepat.

bottom of page