top of page
Search

🥩Daging Merah Bikin Resiko Kanker? Hoax / Fakta? | Tanya Dokter Kanker

  • Writer: Andreas Ronald
    Andreas Ronald
  • Aug 8
  • 3 min read

Updated: Sep 25

Daging merah adalah salah satu sumber protein hewani favorit banyak orang. Sate kambing, steak sapi, rendang, atau bakso adalah hidangan yang sering kita jumpai di meja makan. Rasanya gurih, teksturnya lezat, dan mengenyangkan.

Namun, tahukah Kamu ? Di balik kelezatannya, konsumsi daging merah secara berlebihan dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker. Hal ini bukan sekadar mitos atau isu kesehatan yang dibesar-besarkan, melainkan temuan ilmiah yang telah dibuktikan dalam berbagai studi internasional.


ree

Apa Itu Daging Merah?

Menurut definisi World Health Organization (WHO), daging merah adalah semua daging dari otot mamalia, termasuk:

  • Daging sapi

  • Daging kambing

  • Daging babi

  • Daging domba




Daging olahan (processed meat) seperti sosis, ham, bacon, dan kornet juga termasuk dalam kategori yang harus diwaspadai, karena biasanya melalui proses pengawetan dengan garam, nitrat, atau asap.


Bukti Ilmiah: 100 Gram Sehari Tingkatkan Risiko 17%


Sebuah penelitian besar yang dipublikasikan di BMC Medicine melibatkan lebih dari 470.000 partisipan di Inggris.Hasilnya menunjukkan:

  • Konsumsi 100 gram daging merah segar per hari meningkatkan risiko kanker usus besar (kolorektal) sebesar 17%.

  • Konsumsi daging olahan 50 gram per hari (setara 1 potong sosis besar) meningkatkan risiko kanker usus besar hingga 18%.

  • Risiko semakin besar jika daging dimasak dengan suhu tinggi (digoreng, dipanggang, dibakar).

📚 Bradbury KE, Murphy N, Key TJ. Diet and colorectal cancer in UK Biobank: a prospective study. BMC Medicine. 2020;18:171.Link Studi

Mengapa Daging Merah Bisa Meningkatkan Risiko Kanker?

Ada beberapa mekanisme yang menjelaskan hubungan ini:

  1. Zat Karsinogenik dari Proses Memasak

    • Memasak daging merah pada suhu tinggi menghasilkan Heterocyclic Amines (HAA) dan Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH).

    • Kedua zat ini dapat merusak DNA sel, memicu mutasi, dan meningkatkan risiko kanker.

  2. Kandungan Heme Iron

    • Zat besi heme yang tinggi pada daging merah dapat merangsang terbentuknya senyawa N-nitroso, yang bersifat karsinogenik di usus.

  3. Pengawet pada Daging Olahan

    • Nitrat dan nitrit yang digunakan untuk mengawetkan daging olahan dapat berubah menjadi nitrosamin, senyawa yang terbukti memicu kanker pada hewan percobaan dan manusia.


  4. ree

Jenis Kanker yang Paling Terkait

Berdasarkan data WHO dan International Agency for Research on Cancer (IARC), konsumsi berlebihan daging merah dan olahan dapat meningkatkan risiko:

  • Kanker usus besar (kolorektal) – paling kuat hubungannya

  • Kanker pankreas

  • Kanker lambung

  • Kanker payudara

  • Kanker paru-paru

  • Kanker endometrium (rahim)

  • Kanker hati


Mitos vs Fakta

❌ Mitos: "Kalau dagingnya organik atau grass-fed, aman dimakan setiap hari."✅ Fakta: Meskipun kualitas daging lebih baik, risiko kanker tetap ada jika dikonsumsi berlebihan.

❌ Mitos: "Asal dibakar sebentar saja, pasti aman."✅ Fakta: Zat karsinogen bisa terbentuk meski proses pemanggangan cepat, terutama jika suhu sangat tinggi.

❌ Mitos: "Saya olahraga rutin, jadi tidak masalah makan daging merah banyak."✅ Fakta: Olahraga memang menurunkan risiko kanker, tetapi tidak menghilangkan efek negatif dari konsumsi daging merah berlebihan.

Tips Mengonsumsi Daging Merah dengan Aman

  1. Batasi jumlahnyaWHO menyarankan konsumsi daging merah matang tidak lebih dari 500 gram per minggu.

  2. Variasikan sumber proteinGanti sebagian konsumsi daging merah dengan:

    • Ikan (omega-3 tinggi, baik untuk jantung)

    • Daging unggas

    • Telur

    • Kacang-kacangan, tahu, tempe

  3. Gunakan metode masak sehatRebus, kukus, atau tumis dengan api kecil untuk mengurangi pembentukan HAA & PAH.

  4. Perbanyak seratKonsumsi sayur, buah, dan biji-bijian untuk membantu membersihkan zat karsinogen di usus.


Kesimpulan

Daging merah tetap bisa menjadi bagian dari pola makan sehat, selama dikonsumsi secara bijak dan tidak berlebihan. Menikmatinya sesekali dengan porsi yang wajar, memilih cara masak yang lebih sehat, dan memperbanyak makanan nabati adalah kunci untuk mengurangi risiko kanker.

💙 Jangan takut lawan kanker

💬 Because you deserve to live longer

 
 
 

Comments


bottom of page