top of page
Search

Faktor resiko yang menyebabkan kanker yang tidak kamu ketahui : Parfum

  • Writer: Andreas Ronald
    Andreas Ronald
  • Oct 7
  • 4 min read

🚨 Bahaya Zat Tersembunyi dalam Parfum: Hubungannya dengan Risiko Kanker dan Tips Aman Memilih Parfum


Bagi banyak orang, parfum adalah bagian penting dari rutinitas sehari-hari. Wangi yang menyenangkan bisa meningkatkan rasa percaya diri, menenangkan suasana hati, dan memberi kesan positif. Namun, di balik aroma yang memikat, parfum modern sering mengandung campuran bahan kimia yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang — bahkan dikaitkan dengan risiko kanker.


🌸 Apa yang Sebenarnya Terkandung di Dalam Parfum?


ree

Parfum adalah kombinasi dari bahan alami (seperti minyak esensial bunga atau buah) dan bahan sintetis (hasil rekayasa kimia). Produsen sering merahasiakan komposisi lengkapnya dengan alasan “rahasia dagang”, sehingga konsumen tidak tahu pasti apa saja yang mereka semprotkan ke kulit setiap hari.


Salah satu masalah terbesar adalah penggunaan bahan kimia sintetis yang bersifat pengganggu hormon (endocrine disruptor). Zat-zat ini dapat meniru atau menghambat kerja hormon alami tubuh, menyebabkan ketidakseimbangan yang berpotensi memicu penyakit kronis, termasuk kanker.

Beberapa bahan yang sering ditemukan dalam parfum antara lain:


1. Phthalates


Zat ini digunakan untuk membuat aroma parfum bertahan lebih lama. Namun, penelitian menunjukkan bahwa phthalates dapat mengganggu sistem hormonal, terutama hormon estrogen dan testosteron.Paparan jangka panjang dikaitkan dengan gangguan kesuburan, perkembangan janin yang abnormal, serta peningkatan risiko kanker payudara.Menurut Environmental Working Group (EWG), phthalates ditemukan di lebih dari 70% produk parfum komersial tanpa tercantum di label.


2. Parabens


Parabens berfungsi sebagai pengawet agar produk tidak mudah rusak. Masalahnya, parabens dapat meniru hormon estrogen, sehingga dapat memicu pertumbuhan sel kanker pada jaringan yang sensitif terhadap hormon, seperti payudara.Penelitian oleh Darbre & Harvey (2014) menemukan keberadaan parabens dalam jaringan tumor payudara manusia, memperkuat dugaan keterkaitannya dengan kanker.


3. Nitro Musks dan Polycyclic Musks


Zat pewangi sintetis ini digunakan sebagai pengganti aroma alami yang mahal. Namun, nitro musks diketahui dapat terakumulasi dalam jaringan lemak manusia dan hewan serta berpotensi bersifat karsinogenik.Penelitian Rastogi (1998) menemukan residu nitro musks di lingkungan air dan pada tubuh manusia, menunjukkan tingkat paparan yang meluas.


4. Aldehid


Beberapa aldehid seperti formaldehid dan benzaldehid digunakan untuk memberikan aroma khas pada parfum. Namun, formaldehid dikenal sebagai zat karsinogen (penyebab kanker) oleh International Agency for Research on Cancer (IARC).Paparan aldehid dapat menyebabkan iritasi kulit, gangguan pernapasan, dan stres oksidatif yang merusak DNA sel.


5. Aluminium Salts


Meskipun lebih umum ditemukan dalam deodoran semprot, beberapa parfum juga mengandung garam aluminium untuk meningkatkan stabilitas produk. Studi menunjukkan bahwa aluminium dapat menyebabkan kerusakan DNA dan menumpuk di jaringan payudara, meskipun hubungan langsung dengan kanker masih dalam penelitian.


👩‍🔬 Siapa yang Paling Rentan Terhadap Efek Parfum?


Tidak semua orang bereaksi sama terhadap bahan kimia parfum. Namun, kelompok berikut lebih rentan:


  1. Wanita, karena penggunaan produk kecantikan lebih sering dan lebih banyak jenisnya (parfum, body mist, lotion, makeup).

  2. Anak-anak dan remaja, yang masih dalam fase pertumbuhan dan lebih mudah terpengaruh oleh zat pengganggu hormon.

  3. Pekerja industri kosmetik atau salon, yang terpapar bahan kimia aroma secara terus-menerus di udara tertutup.

  4. Orang dengan alergi atau sensitivitas kulit, yang dapat mengalami reaksi seperti dermatitis, sakit kepala, atau gangguan pernapasan ringan akibat inhalasi parfum.


Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa paparan harian bahan pengganggu hormon — meskipun dalam dosis kecil — dapat menyebabkan efek kumulatif (menumpuk di dalam tubuh). Efeknya mungkin tidak langsung terasa, tapi dapat memengaruhi fungsi endokrin, sistem kekebalan, dan metabolisme tubuh dalam jangka panjang.


⚠️ Bukti Ilmiah: Parfum dan Risiko Kanker


  • Studi Dodson et al. (2012) menganalisis lebih dari 200 produk rumah tangga dan menemukan adanya bahan pengganggu hormon seperti phthalates dan parabens di sebagian besar produk pewangi.

  • Darbre & Harvey (2014) mengungkapkan bahwa paparan parabens dari produk kosmetik dapat memicu perubahan biologis yang berkaitan dengan kanker payudara.

  • Penelitian McGrath (2003) menemukan hubungan antara penggunaan rutin antiperspiran/deodoran (yang juga mengandung senyawa pewangi dan aluminium) dengan usia diagnosis kanker payudara yang lebih muda.


Walaupun belum semua bukti bersifat kausal langsung, pola temuan ini cukup kuat untuk menimbulkan kekhawatiran di kalangan peneliti dan praktisi kesehatan masyarakat.


🌿 Tips Aman dalam Menggunakan dan Memilih Parfum


Berikut langkah-langkah yang bisa membantu kamu tetap wangi tanpa mengorbankan kesehatan:


  1. Periksa label dengan teliti.Pilih produk yang mencantumkan label phthalate-free, paraben-free, atau fragrance-free (tanpa pewangi sintetis).

  2. Gunakan parfum berbasis minyak esensial alami.Parfum jenis ini menggunakan minyak nabati atau tumbuhan sebagai pelarut alami, bukan alkohol dan bahan kimia sintetis.

  3. Semprotkan parfum pada pakaian, bukan kulit langsung.Ini mengurangi penyerapan bahan kimia melalui pori-pori kulit.

  4. Gunakan secukupnya.Wangi yang lembut sudah cukup — semakin sedikit paparan, semakin rendah risikonya.

  5. Ventilasi ruangan dengan baik.Jika kamu bekerja atau menggunakan produk beraroma di ruang tertutup, pastikan sirkulasi udara lancar untuk mengurangi konsentrasi zat kimia di udara.

  6. Pilih merek bersertifikat ramah lingkungan atau organik.Cari label seperti ECOCERT, USDA Organic, atau EWG Verified untuk memastikan bahan yang digunakan telah melalui evaluasi keamanan ketat.


Kesimpulan


Parfum bukanlah musuh — yang berbahaya adalah ketidaktahuan kita terhadap bahan di balik aromanya. Menggunakan parfum aman bukan berarti harus berhenti memakai pewangi sama sekali, tapi menjadi lebih sadar dan selektif terhadap apa yang kita semprotkan ke tubuh setiap hari.

Dengan sedikit perhatian ekstra pada label dan komposisi, kita bisa tetap tampil wangi tanpa menambah beban toksin di tubuh.


💙 Jangan takut lawan kanker

💬 Because you deserve to live longer



📚 Referensi


  1. Dodson, R. E., et al. (2012). Endocrine disruptors and asthma-associated chemicals in consumer products. Environmental Health Perspectives, 120(7), 935–943.

  2. Darbre, P. D., & Harvey, P. W. (2014). Parabens can enable hallmarks and characteristics of cancer in human breast epithelial cells: A review of the evidence. Journal of Applied Toxicology, 34(9), 925–938.

  3. Guart, A., et al. (2011). Migration of plasticizers phthalates, bisphenol A and alkylphenols from plastic containers and evaluation of risk. Food Additives & Contaminants, 28(5), 676–685.

  4. Rastogi, S. C. (1998). Occurrence of nitro musks and their degradation products in the aquatic environment. The Science of the Total Environment, 218(2–3), 153–163.

  5. McGrath, K. G. (2003). An earlier age of breast cancer diagnosis related to more frequent use of antiperspirants/deodorants and underarm shaving. European Journal of Cancer Prevention, 12(6), 479–485.

  6. EWG (Environmental Working Group). (2021). The hidden dangers of fragrance chemicals in personal care products. Environmental Working Group Report.

  7. International Agency for Research on Cancer (IARC). (2012). Chemical Agents and Related Occupations. IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans, Vol. 100F.


 
 
 

Comments


bottom of page